Laman

Selasa, 20 Maret 2012

Berlomba Dengan Tekun


Nats: Ibrani 12:1-3
 
Pendahuluan:

I.        Jenis Perlombaan: perlombaan iman, melanjutkan perlombaan para pahlawan iman sebelumnya. Kita melanjutkan perlombaan estafet. Terkait dengan pasal  11 “saksi-saksi iman”
a.       Berlomba dalam mempertahankan iman yang murni. Gal. 5:7 Dahulu kamu berlomba dengan baik. Siapakah yang menghalang-halangi kamu, sehingga kamu tidak menuruti kebenaran lagi?
b.      Berlomba dalam pekerjaan iman (pelayanan).   Cf. Filp 2: 14-16:
                                i.      Melakukan segala sesuatu tanpa bersungut-sungut dan berbantah-bantah.
                              ii.      Rela berkorban utk pekerjaan iman  (Flp. 2:17)
II.     Syarat berlomba: menanggalkan semua beban dan dosa.
a.       Menanggalkan Beban. Jenis-jenis beban:
                                i.      Hal keduniawian, yg dpt merintangi kita sehingga tidak leluasa.
                              ii.      Pengandalan pada diri sendiri. Potensi dan prestasi diri patut dibanggakan, namun perlu dipahami bahwa itu sifatnya sementara dan terbatas. Untuk hal kekal, jangan andalkan hal yg fana. Ilustrasi kapal pecah. Jangan mengandalkan pecahan kapal untuk menyelamatkan diri, tapi lepaskanlah itu untuk menerima keselamatan.
                            iii.      Sikap atau cara pandang terhadap segala yg ada di sekeliling kita, termasuk sesama kita, sehingga mempengaruhi perlombaan kita. (dalam dunia olah raga dibutuhkan suporter). Jadi kondisi sekeliling harus diciptakan sedemikian rupa untuk menjadi pendukung dlm perjuangan/perlombaan. Bandingkan bila kita berlomba/bertanding di kandang lawan.
b.      Menanggalkan dosa. Dosa yg dimaksud di sini dapat berarti kecenderungan untuk berhenti berlomba, atau mundur dari iman.
III.   Cara berlomba: mata tertuju pada Yesus
a.       Memandang Yesus sebagai teladan: teladan dalam hal:
                                i.      Ketabahan dlm penderitaan (Penderitaan memikul salib)
1.   Ia tidak menyerah walau kondisi sangat sulit: sasaranNya adalah menuntaskan pekerjaan penebusan di kayu salib.
2.   Ia malah memikirkan hal baik bagi musuhNya: ampunilah mereka.
                              ii.      Doa (5:7)
1.   DoaNya menyangkut hidup atau mati, menyangkut hal esensial dalam pelayananNya.
2.   DoaNya lebih mengutamakan kehendak BapaNya. (“janganlah kehendakKu, tatapi kehendakMulah yg jadi”)
                            iii.      Kepercayaan kepada Allah (2:13)
b.      Memandang Yesus sebagai sumber kekuatan
c.       Memandang kepada Yesus yg sudah menang (duduk di sebelah kanan Allah Bapa)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar