Laman

Minggu, 01 April 2012

Ini Aku Utuslah


Yesaya 6:1-13
Pendahuluan:
Penjelasan mengenai konteks pelayanan Yesaya
-          Yesaya, anak Amos, melayani pada masa pemerintahan empat raja Yehuda: Uzia, Yotam, Ahas dan Hizkia (Yes. 1:1).
-          Kurun waktu pelayanannya: 740-687: + 50 thn.
-          Masa pelayanannya sezaman dengan Amos dan Hosea, yang mengakibatkan kebangunan rohani Yehuda, yang puncaknya pada masa Hizkia.
-          Yesaya yang berlatarbelakang keluarga kalangan atas (bangsawan), membuat dia memiliki akses ke istana memberi nasihat kepada raja.
-          Pelayanannya yang demikian besar dan sukses, itu diawali dari adanya komitmen penyerahan diri kepada panggilan Allah dengan mengatakan: Ini aku utuslah.
-          Komitmen ini muncul setelah Yesaya menjalani serangkaian proses pembentukan dari Allah. Proses-proses tersebut adalah:
I.          Menjalani pembentukan karakter (5-7)
-          Ay.5: ia najis bibir, dan hidup di tengah bangsa yang najis bibir.
-          Ay.1-4: penglihatannya tentang Allah membawa kesadaran rohani bagi Yesaya.
-          Ay. 6-7: bara dari atas mezbah menguduskan bibir Yesaya. Kesalahannya dihapus, dosanya diampuni.
-          Dengan pengudusan itulah Yesaya dapat menjadi utusan dari Allah yang Kudus.
App:
-          Kenajisan bibir memang sangat vital dalam tugas seorang nabi, karena itu akan merusak setiap berita yang disampaikan walau betapapun bagusnya berita itu.
-          Pelajaran yang dapat ditarik dari bagian ini ialah bahwa setiap orang harus hidup kudus di hadapan Allah, agar layak diutus untuk melayani. Ini bukan menyangkut persoalan masa lalu kita. Bagi Yesaya, masa lalu itu penuh kenajisan, tetapi kemudian ia dikuduskan. Yes. 1:18 “walaupun dosamu merah seperti kirmizi, akan menjadi putih seperti salju”.
-          Kalau bergaul, berpacaran, berbinis, dll. lakukanlah dengan benar. Jangan menajiskan diri sendiri.
II.       Memperoleh pengetahuan dan skil (1-7)
-          Ay. 1-5: Penglihatan Yesaya ttg Allah, menambah pemahaman/pengetahuannya tentang hal-hal teologis, seperti:
o  Pemahaman ttg kekudusan Tuhan
o  Pemahaman ttg Takhta Allah (pemerintahan dan keadilan)
o  Pemahaman ttg kehadiran-Nya dalam Bait Suci
Pengetahuan ini penting, sehubungan dengan tugas seorang nabi yang memberitakan tentang Tuhan kepada umat-Nya.
-          Ay. 7: seorang Serafim menyentuhkan bara dari mezbah itu ke mulut Yesaya. Ini adalah tanda pemberdayaan. Hal ini juga penting karena tugas seorang nabi sangat berkaitan dengan mulut (hal berkata-kata).
o   Kel. 4:10: kata Musa: “Aku tidak pandai bicara – berat mulut, berat lidah”; kata Tuhan “Aku akan menyertai lidahmu dan mengajar engkau” (12).
o   Yeh. 3:1-3; Yehezkiel disuruh memakan gulungan kitab yang ditulisi timbal balik, rasanya manis seperti madu.
o   Yer. 1:6; kata Yeremia “aku tidak pandai bicara karena masih muda” Jawab Tuhan: Jangan takut sebab Aku menyertaimu” (8).
Dari uraian di atas nampak bagaimana Tuhan melatih/melengkapi sang nabi untuk memperoleh skil yang dibutuhkan.

Yang dibutuhkan seorang pemberita adalah:
o  Materi yang akan diberitakan
o  Kemampuan untuk menyusun/ mengemas dan menyampaian berita dengan baik agar dapat dipahami oleh pendengar.
III.    Mengetahui daerah sasaran pelayanan (5)
“Umat yang najis bibir.”
-          Umat pemberontak (1:2)
-          Meninggalkan Tuhan, menista Yang Mahakudus (1:4)
-          1:16 Basuhlah, bersihkanlah dirimu, jauhkanlah perbuatan-perbuatanmu yang jahat dari depan mata-Ku. Berhentilah berbuat jahat,
-          Bersundal (1:21); Cf. Raja Amazia yang mendirikan dan menyembah kepada para allah bani Seir. (2Taw. 25:14)
-          Kesombongan: Raja Uzia menjadi tinggi hati setelah ia menjadi kuat (2Taw. 26:16); Raja Hizkia (2Taw. 32:25) ia menjadi angkuh dan ditimpa murka Tuhan.

Ay.9-10: Israel / Yehuda akan dibuat Tuhan tidak lagi mau mendengar, untuk memastikan penghukuman itu benar-benar dinyatakan.
Sampai berapa lama
-          Nabi Yesaya tidak sampai hati menerima bahwa penghukuman umat adalah kata terakhir.
-          Jawaban Tuhan tidak membantah pengharapan nabi itu, tetapi Ia menekankan betapa hebat pencobaan yang mendahului keselamatan.

ï  Yesaya mengenal kondisi masa lalu dan masa sekarang dari bangsanya.
ï  Yesaya juga diberitahu tentang kondisi masa depan bangsanya, yaitu:
§  Hatinya keras (10), sehingga hukuman tidak dapat ditahan lagi.
§  Ia laksana pohon beringin yang ditebang dan dari tunggulnya akan keluar tunas.
ï  Yesaya menyadari bahwa kewajibannya adalah memberitakan Firman Allah.