Laman

Senin, 23 Juli 2012

Menjadi Pelaku Firman

Nats: Yakobus 1:22 "Tetapi hendaklah kamu menjadi pelaku firman dan bukan hanya pendengar saja"

Amat menarik menyimak alur berpikirnya Rasul Yakobus dalam pasal satu ini. Awalnya ia menasihatkan agar setiap orang cepat mendengar tetapi lambat berkata-kata. Kemudian ia menambahkan lagi nasihatnya supaya jangan hanya mendengar tetapi harus melakukan sesuai yang didengar itu.

Manusia diciptakan dengan dilengkapi dua telinga dan dua mata. Kedua organ ini masing-masing memiliki satu fungsi, mata untuk melihat/membaca dan telinga untuk mendengar. Dengan membaca dan/atau mendengar maka kita dapat mengerti firman Tuhan. Semakin kita mengerti firman Tuhan maka semakin banyak yang dapat kita sampaikan. Coba kita perhatikan diri kita yang memiliki hanya satu mulut, padahal mulut itu memiliki banyak fungsi, seperti berkata-kata, makan, bernafas, dll. Kenapa Tuhan tidak memasang dua mulut untuk setiap manusia? Tentu akan lebih seru lagi bila terjadi pertengkaran, sedangkan satu mulut saja sudah susah untuk dikontrol. Yakobus menasihatkan agar kita cepat mendengar tetapi lambat berkata-kata. Ini dimaksudkan agar ada kurun waktu yang cukup untuk menganalisa dengan baik setiap yang akan dikatakan, sehingga semuanya mendatangkan kebaikan.

Nampaknya Yakobus ingin menyampaikan bahwa apa yang kita dapatkan melalui pendengaran dan penglihatan, itu masuk di akal kita, turun ke hati dan dari hati keluar reaksi melalui tutur kata dan tindakan. Tutur kata dan tindakan yang tidak diolah dalam pikiran dan di dalam hati, pastilah ngaur dan ngelantur. Sebaliknya, apa yang kita ketahui/pahami melalui penglihatan dan pendengaran, haruslah terwujud dalam tindakan nyata yang serasi (sesuai kata dan perbuatan). Inilah yang dimaksudkan Yakobus sebagai pelaku firman. Nampaknya Yakobus juga ingin menegaskan bahwa tindakan itu penting sekali dan harus lebih banyak. Tindakan melakukan firman dapat terimplementasi melalui ayunan kaki dan tangan yang jumlahnya masing-masing dua. Keduanya harus serasi dan saling melengkapi. Kaki tidak bisa berjalan dengan normal bila hanya satu yang berfungsi, demikian juga dengan tangan. Itu berarti bahwa dalam tindakan kita melakukan firman, dibutuhkan keserasian bekerja bersama, saling menopang dan bersinergi, untuk menghasilkan kelakuan yang lebih baik. Sebagai pelaku firman, kita perlu bergandengan tangan dengan orang lain. Kapan seseorang menyepelekan orang lain dalam melakukan firman, sesungguhnya ia sendiri mengingkari firman itu.

Tuhan Memberkati kita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar